Chapter 3 : Hilang
Kelopak mata di wajah
pucat itu terbuka, mengerjap. Pupil matanya melebar, berusaha mengumpulkan
berkas cahaya. Ada jejak api di sana, di samping kaki kirinya yang terbujur
kaku. Namun serpihan bara mungil itu perlahan menghilang, meninggalkannya di
tengah kegelapan.
Dingin. Hanya itu yang dirasanya
sekarang. Tangan pucatnya meraba bahu kirinya yang terasa amat perih. Dia
memejamkan matanya. Mengaktifkan syaraf-syaraf di otaknya. Meraba bayang samar
yang terlintas di ujung pikirannya.