Chapter 2 : Rinai
Uap
air lembut dari langit turun bagai permata. Membasahi bumi yang penuh dengan
dahaga. Tetes-tetes air kini menyelimuti tubuhnya. Membalut luka pada raga dan
hatinya.
Angin
berkejaran bersama rinai, menyapa nyiur yang bergerak dan melambai. Deburan
ombak membilas pantai, hanyutkan pasir dalam kesunyian tenang pesisir. Namun
rinai pergi tanpa bicara, tinggalkan sesosok anak manusia akan rindunya pada
angkasa.